Bagaimana Menjadi Travel Writer? Berikut5 caranya

Menjadi seorang travel writer memang berbeda dengan menulis cerita "urutan perjalanan". Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menulis kisah perjalanan. Aku sangat membayangkan bagaimana caranya bisa menjadi seorang penulis kisah perjalanan. Karena aku sendiri suka bercerita, namun saya tak terlalu bagus dalam merangkai cerita dalam tulisan.





Temanku pernah berkata, bahwa menjadi ahli dalam 1 bidang membutuhkan bakat tertentu, aku bisa saja sangat menyukai suatu bidang, namun terkadang tidak akan mudah menggapai di bidang tersebut. Paling penting adalah usaha untuk memulai. Mengalahkan seorang yang berbakat adalah hal mudah, caranya adalah mencoba lebih banyak dari mereka. Sebuah semangat untuk menjadi seorang “penulis traveling”. Ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang penulis perjalanan ;


1. Menjelajahi tempat baru yang tak pernah orang lain temukan sebelumnya

Tak harus hutan belantara di pelosok sana, gang kecil di sudut kota pun dapat menjadi sebuah kisah menarik untuk diceritakan.Mengamati hal-hal unik yang tak saya dapatkan di tempat lain. Saya tak mencoba membuat rumit perjalanan, hanya saja terkadang banyak hal kecil yang saya lewatkan di suatu tempat dan saya menyesalinya saat dalam perjalanan pulang.

Kemampuan manajemen waktu terlihat mudah, namun cukup sulit dilakukan. Untuk membuat suatu tulisan yang ringan dibaca dan tak membuat dahi berkerut, saya butuh meluangkan waktu tersendiri untuk menulis. Bukan sebuah hal yang dapat dilakukan bersamaan dengan aktivitas lain.

Selain batas waktu dari editor, saya selalu menentukan batas waktu menulis untuk diri saya sendiri. Hal ini penting, sekali menunda tulisan, akan muncul penundaan-penundaan yang lain.

2. Tidak harus Hotel bintang 5 membuat tenda di tengah hutan bukan masalah

Dimanapun tempat untuk mengistirahatkan badan bukan sebuah persoalan besar. Semua nampak menarik.

Saya terus mencoba batas diri saya dan terus mencoba sesuatu yang tak pernah saya lakukan sebelumnya, seperti mencoba menantang diri dengan paragliding ataupun memakan bulu babi.

3. Menentukan sendiri kemana kaki akan melangkah

Bepergian seorang diri membuat saya menjadi lebih peka pada lingkungan sekitar, bisa mendengar dan mengamati lebih banyak. Saya tak akan pernah tahu jika ternyata pedestrian di Jalan Parangtritis Jogja dibuat dengan bahan khusus jika saat itu tak menginjaknya sendiri saat berjalan kaki berkeliling Jogja.

Tak terpaku pada jadwal dari agen tur atau harus berpatokan pada teman seperjalanan, saya sendiri yang menentukan akan kemana melangkahkan kaki.

Sebuah kisah perjananan dapat menjadi bekal untuk melakukan perjalanan berikutnya. Sebuah pola pikir yang coba saya pahami saat awal menulis kisah perjalanan.

Penulis kisah perjalanan tahu apa kelebihan tulisannya, tahu bagaimana membuat sebuah kisah yang menarik untuk dibaca banyak orang serta paham bagaimana cara menjual kemampuannya. Sebuah tulisan tentang perjalanan atau tempat selalu dibutuhkan banyak orang. Hal tersebut bernilai mahal.

4. Berlaku layaknya detektif

Seorang detektif, selalu memperhatikan hal kecil. Hal yang tak nampak bagi orang kebanyakan. Begitupun seorang penulis perjalanan. Menurut Windy Ariestanty, sebuah tempat tak pernah benar-benar baru, pandangan seseorang tentang tempat tersebutlah yang selalu baru.

Meski berada dalam satu tempat yang sama, 2 orang penulis kisah perjalanan bisa saja akan menulis hal yang sangat berbeda tentang tempat tersebut

Selalu ada langit di atas langit. Saya selalu membaca tulisan-tulisan pelajaran dari banyak penulis seperti Trinity, Windy Ariestanty, Agustinus Wibowo, serta banyak tulisan di Matador Network ataupun Wanderlust. Tulisan mereka memiliki sesuatu yang menggugah, membuat pembaca seperti tersedot dalam petualangan mereka.

Bukan hanya mengagumi, saya selalu mempelajari cara mereka bercerita. Menyampaikan informasi tanpa menggurui.
Pola pikir profesional

5. Kemampuan menjadi seorang yang tanggap dan menjadi kreatif

Saya sering mendengar seorang berkata,”saya bukan orang yang kreatif”. Kreatif bukanlah bakat. Kreatif dan kemampuan berpikir out of the box adalah suatu kebiasaan hasil dari latihan. Kemampuan yang diperolehkarena tak pernah lelah mencoba hal baru.

Saat editor berkata tulisan perjalanan kurang bagus, jadi aku harus cepat tanggap dan mencoba melihatnya dari sudut pandang berbeda. Selalu mencoba topik unik yang tak terpikirkan orang kebanyakan, dan terus menulis.

Mungkin Kamu Suka

0 Komentar

Terima kasih sudah berkomentar. Semoga bermanfaat